Liputan6.com, Jakarta – Ibarat dua sisi mata pisau, konveksi rumahan sanggup menggerakkan ekonomi lokal, namun meninggalkan tantangan pengolahan limbah tekstil sisa produksi. Kebiasaan memutus rantai dengan membuang limbah tersebut sudah semestinya diubah. Adalah Miracle, tim yang tengah berupaya memperkenalkan penerapan ekonomi sirkular di salah satu lokasi pusat konveksi rumahan, yakni di Desa Padasuka, Kutawaringin, Bandung, Jawa Barat. Para penerima beasiswa Sharing the Dream dari SCG ini terdiri dari 10 orang mahasiswa. “Desa Padasuka dipilih karena sampah sisa produksi biasanya dibakar, lalu dibuang ke Sungai Terusan Ciwidey. Tindakan ini otomatis bakal ngaruh ke mana-mana, ke kota pasti kena. Makanya kami fokus menangani masalah di hulu,” kata salah satu anggota tim Miracle, Alvian.
