|

/ ID

Bisakah Indonesia Membangun Ekonomi Sirkular?

Sebagai anggota masyarakat internasional, Indonesia perlu berperan aktif dalam memastikan keberlanjutan global. Ancaman perubahan iklim yang mengkhawatirkan harus menjadi perhatian setiap negara. Transformasi komprehensif ke ekonomi sirkular mungkin menjadi jawaban untuk situasi yang mengerikan ini. Kami percaya sekaranglah saatnya bagi pemerintah Indonesia untuk mulai merancang reformasi kebijakan komprehensif yang mengubah pendekatan ekonominya, dari linier menjadi sirkular. Harus dipikirkan secara strategis untuk memastikan bahwa kebijakan ini dibangun di atas ekonomi sirkular dan bekerja sama dengan pemangku kepentingan terkait untuk keberhasilan implementasinya. Konsep ekonomi sirkular berfokus pada mendesain ulang limbah untuk menciptakan barang berharga lainnya untuk digunakan menggantikan konsep take-make-waste (ekonomi linier), sehingga perekonomian akhirnya menghasilkan zero waste. Menurut perusahaan konsultan manajemen McKinsey, ekonomi sirkular mewakili peluang penghematan biaya bahan bersih sebesar US$340 hingga US$380 miliar di sektor otomotif dan transportasi lainnya di Uni Eropa (UE). Di sektor barang konsumsi yang bergerak cepat, penghematan material dapat mewakili sebanyak 20 persen dari biaya input material yang dikeluarkan oleh industri barang konsumsi di tingkat global atau setara dengan sekitar US$700 miliar atau 1,1 persen dari produk domestik bruto (PDB) global.

Ditulis oleh:

 95 total views

Bagikan Artikel

Postingan Terkait